Jelaskan Perbedaan Pola Pengembangan Pararaf Deduktif Dengan Induktif?

Pola pengembangan paragraf atau penalaran adalah pemikiran untuk memperoleh kesimpulan atau pendapat yang logis berdasarkan data yang relevan. Sehingga dapat dikatakan bahwa, penalaran adalah proses penafsiran data sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

Penalaran atau pola pengembangan paragraf dibagi menjadi dua macam berdasarkan prosesnya, induksi dan deduksi. Pola pengembangan paragraf (Penalaran) induksi terbagi lagi menjadi tiga jenis yaitu generalisasi (Generalization) , analogi (analogy) , dan sebab akibat (Causality) . Sedangkan pola pengembangan paragraf (penalaran) deduksi meliputi silogisme dan entimen.

Pengembangan Induksi (Induktif)

Berikut akan dijelalaskan tentang pola pengembangan paragraf atau penalaran induksi yang terdiri atas tiga macam yaitu generalisasi, analogi dan sebab akibat.

Generalisasi

Penalaran dibagi menjadi dua macam berdasarkan proses penalaran yang dimulai dari sejumlah individual untuk menurunkan suatu kesimpulan yang bersifat umum meliputi semua fenomena yang terjadi

Contoh pola pengembangan paragraf atau penalaran sebagai berikut:

  1. Ariel Peterpan adalah seorang vokalis dan dia berwajah tampan
  2. Pasha Ungu adalah seorang vokalis dan dia berwajah tampan
  3. Generalisasi dari dua kalimat diatas adalah “Semua vokalis berwajah tampan”.

Pernyataan tersebut “Semua vokalis berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probalilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

 Analogi

Penalaran analogi adalah penalaran yang membanding dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa sesuatu yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.

PELAJARI:  Bagaimana Cara Mengembangkan Sikap Apresiatif Dalam Menghayati Kaya Sastra?

Contoh pola pengembangan paragraf menggunakan analogi adalah sebagai berikut:

  • Seseorang yang mencari ilmu sama seperti dengan seseorang yang mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan licin yang membuat seseorang mudah terjatuh. Ada pula semak belukar yang sukar untuk dilewati. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila mencari ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan memahami pelajaran, kesulitan ekonomi dan kesulitan lainnya. Apakah dia sanggup melewatinya? Jadi, mencari ilmu sama hanya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
Sebab Akibat atau hubungan kausalitas

Pola pengembangan paragraf yang berisikan tentang peristiwa yang diketahui sebabnya dan kemudian bergerak maju kepada suatu kesimpulan yang merupakan akibat yang terdekat.

Ada tiga jenis hubungan sebab akibat, yaitu:

1. Hubungan sebab ke akibat; dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai pada kesimpulan yang menjadi sebab akibat.

Contoh pola pengembangan paragraf berdasarkan hubungan sebab ke akibat:

  • Pohon pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Kemarau ini cukup panjang. Perairan di desa itu menjadi berkurang dan tidan lancar. Ditambah lagi dengan kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin mahal. Sementara itu, pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya masih sangat tradisional, yaitu berdasarkan kebiasaan atau tradisional. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila panen di desa tersebut tidak selalu meningkat, bahkan sering gagal.
PELAJARI:  Tuliskanlah Ciri-Ciri Pantun, Syair, Gurindam dan Puisi!

2. Hubungan akibat ke sebab; Dimulai dengan fakta yang menjadi akibat kemudian fakta tersebut selanjutnya dianalisis untuk mencari sebabnya.

Contoh pola pengembangan paragraf berdasarkan hubungan akibat ke sebab:

  • Hasil panen para petani di Desa Allu, Bantaeng hampir setiap musim tidak memberikan hasil yang memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak sempat tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua hal tersebut merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

3. Hubungan akibat ke akibat; Hubungan kausal yang terjadi dari hubungan suatu penyebab yang menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang akan menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh pola pengembangan paragraf berdasarkan hubungan akibat ke akibat:

  • Baru baru ini, petani Eremerasa gagal panen karena tanaman Bawang merah terserang hama. Peristiwa tersebut menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi bawang merah ke Kota Bantaeng menjadi terganggu. Pasokan bawang merah di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat Bantaeng kesulitan memperoleh bawang merah. Hal ini mendorong pemerintah daerah untuk melakukan impor bawang merah dari daerah tetangga dan dari luar negeri dengan harapan kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi selama menunggu hasil panen berikutnya.
PELAJARI:  Nilai-Nilai dalam Karya Sastra

Pengembangan Deduksi/Deduktif

Pola pengembangan paragraf berdasarkan penalaran deduksi adalah suatu proses penalaran yang dimulai dari suatu hal yang telah ada kepada sesuatu yang baru yang membentuk suatu kesimpulan. Proses penalaran deduksi memiliki beberapa variasi seperti:

Silogisme

Pengertian silogisme dalam pola pengembangan paragraf adalah suatu proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan yang akan menjadi pernyataan yang ketiga.

Dua pernyataan disebut premis mayor dan premis minor. Premis mayor adalah pernyataan yang bersifat umum dan premis minor adalah pernyataan yang bersifat khusus. Dengan dua dasar premis itu akan dihasilkan kesimpulan yang logis dan sah. Contohnya dapat dilihat berikut ini.

Premis mayor (Umum) : Semua siswa SMA harus memakai baju seragam putih abu-abu.

Premis minor (Khusus): Rizki adalah siswa SMA.

Konklusi (Kesimpulan): Rizki harus memakai seragam putih abu abu.

Dari contoh diatas dapat ditarik sebuah rumus dalam silogisme yaitu:

PM: Semua A = B

PK: C=A

K : C=B

Entimem

Entimem adalah memiliki kemiripan dengan pola pengembangan paragraf silogisme akan tetapi dengan versi yang dipendekkan. Rumus dari entimen adalah K (C +B) karena PK (C + A). Maka entimen dari contoh diatas adalah:

Rizki harus memakai (C) seragam abu abu (B) karena ia adalah siswa SMA (A).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *