Tuliskan Pengertian Dimensi Ideologi Realitas!

Tuliskan Pengertian Dimensi Ideologi Realitas! Arti ideologi itu sendiri secara umum adalah ide, cita cita, atau pandangan hidup yang dianut atau disepakati oleh mayoritas masyarakat suatu negara dan ingin diwujudkan di dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.

Berdasarkan hal itu maka ideologi adalah salah satu unsur penting di dalam suatu negara, karena ideologi tersebut mencerminkan terhadap apa yang ingin dicapai oleh negara tersebut. Untuk lebih mempersingkat waktu, mari kita mulai saja pembahasan mengenai tiga dimensi ideologi ini.

PELAJARI:  Jelaskan Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas ASEAN!

Ideologi memiliki tiga dimensi dan berikut adalah 3 Dimensi Ideologi :

  1. Dimensi Realitas : Bila dilihat dari dimensi realitas maka ideologi memiliki makna bahwa nilai nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber dari nilai nilai hidup yang ada di dalam masyarakat, terutama pada saat ideologi itu lahir. Dan berdasarkan itu maka masyarakat akan benar benar menghayati dan merasakan bahwa nilai nilai dasar dari ideologi itu tertanam dan berakar di masyarakatnya.
  2. Dimensi Idealisme : Dan bila dilihat dari dimensi idealisme maka ideologi memiliki cita cita atau keinginan yang ingin dicapai di dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, bernegara dan berbangsa. Dengan idealisme atau cita cita yang dihayati tersebut, kita akan mengetahui ke arah mana kehidupan mereka ingin membangun kehidupan bersama. Idealisme tersebut seyogyanya berisi harapan harapan yang masuk di akal. Maka ideologi bisa berhasil untuk menjadikan dirinya sebagai landasan sekaligus tujuan di dalam membangun berbagai bidang kehidupan, seperti kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  3. Dimensi Pengembangan (Fleksibilitas) : Dimensi fleksibilitas atau pengembangan hanya mungkin bisa dimiliki secara wajar dan juga sehat oleh suatu ideologi yang demokratis (terbuka). Ideologi yang demokratis akan bisa menemukan, meletakkan dan juga mempertaruhkan kekuatan atau relevansi nya pada keberhasilan merangsang masyarakat untuk bisa mengembangkan pemikiran baru tentang dirinya tanpa harus khawatir akan kehilangan hakikat dirinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *