Sejarah mengenai PNI tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indische Partij karena dari sanalah Ir. Soekarno mendapatkan ide mendirikan PNI. Memang, PNI bukan satu-satunya organisasi pergerakan yang tujuannya meraih kemerdekaan Indonesia. Namun PNI merupakan organisasi alias partai politik pertama di Hindia-Belanda yang mengurusi politik dalam rupa partai.
Latar Belakang Berdirinya PNI
Partai nasional indonesia (PNI) adalah partai poltik tertua di indonesia. Partai ini didirikan pada tanggal 4 juli 1927 di Bandung dengan nama perserikatan Indonesia. Baru setelah itu pada tanggal 1928 berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia. Lahirnya PNI dilatarbelakangi oleh situasi sosio-politik yang kompleks, yang mau tidak mau organisasi baru itu harus menyesuaikan dengan situasi baru.
Pemberontakan PKI pada tahun 1926 itu membangkitkan semangat baru untuk untuk menyusun kekuatan baru lagi untuk menghadapi pemerintah. Melihat pengalaman yang sudah berlangsung perlu kiranya diadakan perbaikan organisasi dan sistem kerjanya. Dan yang paling penting adalah kekosongan kekuatan nasional yang harus segera di isi.
Setelah PKI gagal bergeraklah Sujadi , wakil PI di Indonesia yang segera memberitahu kepada Moh. Hatta bahwa ia, Iskaq dan Budiarto akan membentuk partai baru sesuai dengan rencana PI. Sebelum Hatta merealisasikan rencana partai baru yang akan dikendalikan dari Belanda, di Indonesia muncul gerakan baru menuju persatuan Nasional. Terhadap partai baru itu Hatta tetap menekankan peranan pendidikan dan melalui pendidikan ini ia menyiapkan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan secara pelan-pelan.
Pertemuan tanggal 4 juli 1927 diadakan di Bandung oleh kelompok nasionalis yang mendukung berdirinya Perserikatan Indonesia (PNI). Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia Merdeka, sedangkan asasnya berdiri diatas kaki sendiri, nonkoperasi dan marhaenisme. Ketiga asas itu kemudian dipakai sebagai prinsip PNI. Anggaran dasar organisasi diambil dari cita-cita PI. Ketuanya dipercayakan kepada Ir.soekarno dan dalam waktu dekat akan di selenggarakan kongres.
Tumbuh dan Berkembangnya PNI
Soekarno selalu memperingatkan sebaiknya bangsa Indonesia bersatu dalam satu organisasi rakyat umum yang tidak dapat dipatahkan. Dengan berdirinya PNI diharapkan semua rakyat bersatu dan dapat menjalankan usahayang sudah dirancangkan untuk melenyapkan kekuasaan jajahan dengan cara yang aman, dimana kekuasaan tidak menghalangi kemajuan rakyat.
Oleh karena itu mulanya PNI selalu mengusahakan supaya bukan hanya terdapat orang-orang yang pandai akan dibidang itu tetapi banyak orang-orang yang menjadi anggota dari PNI itu sendiri. Untuk menjadi anggota tidak langsung diterima melainkan harus mengikuti syarat-syarat yang diberikan oleh ketua-ketua daerah. Untuk menjadi anggota biasa pun juga akan diberi latihan-latihan agar mahir sesuai peranannya di PNI.
Pada kongresnya yang kedua tanggal 18-20 mei 1929 di Jakarta, PNI memutuskan akan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengajarkan sosialisme, anarkisme, komunisme dan sebagainya. Hal itu dimaksudkan supaya orang dapat menjunjung “nasonalisme” nya sendiri dengan sadar dan juga dapat memisahkan dari pengaruh aliran-aliran lain.
Dengan propaganda – propaganda yang dilakukan oleh Soekarno, maka dalam waktu yang singkat PNI telah meluas dan sangat pesat. Pada akhir tahun 1927 tercatat ada 3 cabang PNI. Selain di Bandung, terbentuk pula cabang di yogyakarta dan di Batavia. Pada bulan desember dibentuk juga sebuah panitia di Surabaya untuk persiapan pembentukan cabang baru di kota tersebut.
Puncak perkembangan PNI selama tiga tahun disertai propaganda yang bertemakan karakter yang buruk dari penjajahan, konflik penguasa dan dikuasai, front sawomatang melawan front sawo putih, menghilangkan ketergantungan dan menegakan kemandirian dan perlu membentuk “negara dalam negara”.
Prinsip-prinsip PNI
Dalam bergerak, PNI memiliki trilogi yang lahir dari pendapat Bung Karno sebagai tumpuannya. Trilogi ini yaitu kesadaran nasional, kemauan nasional serta perbuatan nasional. Kegunaan trilogi ini dijadikan pedoman perjuangan pergerakan PNI dalam meraih tujuannya. Sementara itu, tujuan PNI untuk meraih kemerdekaan Indonesia bukanlah suatu keinginan remeh.
Kemerdekaan Indonesia harus diperjuangkan serius. Karenanya, Ir. Soekarno kembali menciptakan asas yang dijadikan landasan pergerakan PNI. Asas tersebut meliputi tekad PNI untuk berjuang secara mandiri tanpa bantuan siapapun, menolak bekerjasama dengan pemerintah Belanda dalam bentuk apapun dan bersikap antipati terhadap mereka.
Berbicara mengenai partai politik, tentunya setiap partai memiliki ideologi sendiri yang digotong. PNI membawa marhaenisme sebagai ideologi politiknya. Ideologi ini memang belum pernah ada sebelumnya. Ir. Soekarnolah yang menciptakan marhaenisme setelah terinspirasi dengan penderitaan seorang buruh tani di Bandung Selatan yang hidup bahagia, tidak pernah pernah mengeluh bahkan dapat menjadi penerang bagi orang lain meskipun dirinya sendiri sebenarnya butuh pertolongan karena terus dijajah. Petani malang tersebut bernama Marhaen. Karenanya, aliran politik Soekarno dinamakan Marhaenisme.