Angkatan 20
Angkatan 20 merupakan angkatan yang lahir sekitar tahun dua puluhan. Angkatan ini populer dengan angkatan Balai Pustaka karena pada masa itu penerbit yang paling banyak dengan sastra adalah Balai Pustaka.
Hasil Karya yang terkenal dari angkatan 20 ini di antaranya:
1. Siti Nurbaya 1922 (Marah Rusli),
2. Azab dan Sengsara 1922 (Merari Siregar)
3. Salah Asuhan 1928 (Abdul Muis)
4. Kertajaya 1932 (Sanusi Pane), dan lain-lain.
Angkatan 30
Angkatan 30 hampir sama dengan angkatan sebelumnya yang lahir sekitar tahun tiga puluhan. Angkatan ini populer dengan angkatan Pujangga Baru. Angkatan ini dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane ketiganya mendapat sebutan tiga serangkai pelopor Pujangga Baru.
Perbedaan yang menonjol dari Balai Pustaka adalah Pujangga Baru lebih menonjolkan jiwa dinamis, individualis, tidak terikat tradisi, dan lebih menonjolkan seni.
Hasil Karya yang terkenal dari angkatan Pujangga Baru ini, di anrtaranya:
1. Latar Terkembang 1936 (Sutan Takdir Alisyahbana)
2. Anak Perawan di Sarang Penyamun 1942 (Sutan Takdir Alisyahbana)
3. Buah Rindu 1941 (Amir Hamzah)
4. Di bawah Lindungan Ka’bah 1938 (Hamka), dan lain-lain.